Berkunjung kelinci Paskah
Berkunjung kelinci Paskah
Dalam sebuah hutan yang besar dimana terwelu-terwelu dan kelinci
tinggal, tinggal pula kelinci paskah. Dia tinggal dalam sebuah rumah putih
dengan sebuah lonceng perak di pintu.
Pada waktu Paskah dia selalu sangat sangat sibuk. Sesudah itu dia
harus melukis dan membungkus telur-telur. Dan tentu saja dia harus pula mengisi
keranjang-keranjang dengan rapi dengan gula-telur. Pada suatu hari lonceng
perak berbunyi.
Ketika kelinci paskah membuka, dia mengambil Loekie dan saudara
lelakinya Flippie berdiri.
“Kalian datang berkunjung?” tanya kelinci paskah. “Itu tidak bisa,
Sayang! Aku sangat sibuk! Aku masih harus melakukan begitu banyak pekerjaan.”
“Aku datang menolongmu!” seru Loekie.
“Aku juga datang menolong!” seru Flippie.
“Loekie, kau bungkuskan telur-telur besar saja dalam kertas emas dan
perak,” kata kelinci paskah. “Dan Flippie, kau isi keranjang-keranjangmu dengan
rapi dengan barang gula-telur-telur, merah dan putih.”
“Ya, ya,” seru Loekie dan Flippie dan segera mereka mulai karena
mereka menilai itu pekerjaan yang menyenangkan.
Kelinci paskah mulai melukis sendiri. Dia mengecat telur dengan
warna kuning, hijau, dan biru, serta meletakkan bintink-bintik merah. Sejenak
kemudian semua siap.
“Hehe,” kata kelinci paskah. “Alangkah gembiranya aku karena kalian
sudah membantu? Sekarang aku sudah bersiap di waktu Paskah. Sebagai hadiah,
kalian boleh memilih sesuatu.”
Tentu saja Loekie dan Flippie mengambil masing-masing telur besar
itu dengan bintik-bintik merah karena sudah mereka anggap itulah yang paling
cantik.
Comments