Burung Nuri
Burung nuri
Tetangga punya seekor burung nuri.
Dan tetangga memanggil keatas pagar
tanaman. Hee, Jip!
Hee, Janneke! Kalian datang melihat suatu
kali? Aku punya seekor burung nuri!
Jip dan Janneke pergi langsung melalui
lobang di pagar tanaman.
Dan mereka datang dalam kamar tetangga.
Och, alangkah cantiknya seekor nuri. Dia
(m) bertengger dalam sebuah kandang mas. Dia hijau. Dengan sebuah ekor biru.
Dan dia punya sebuah paruh melengkung.
Selamat siang! Panggil dia.
Dia dapat berbicara, kata Jip.
Garukan kepala, kata nuri. Burung kakak
tua, burung kakak tua. Jip dan Janneke adalah gembira. Mereka belum pernah
mendengar seekor burung berbicara.
Punyakah kau buah-buah kers? tanya si
nuri.
Tidak, kata Jip, aku tidak punya buah
kers.
Punyakah kau buah-buah kers? tanya nuri
lagi.
Tidak, itu aku katakan kau toh, aku tidak
punya mereka, kata Jip. Kemarilah, kata tetangga, di sini kau punya sebuah
kers. Berilah dia ini. Janganlah takut, dia tidak mematukmu.
Jip memberi kers kepada burung nuri.
Binatang ini memegang tanpa ragu kers hati-hati. dan mematuknya.
Dan kemudian mereka pulang kerumah.
Aku mau jika Takkie juga dapat berbicara,
kata Jip. Mungkin dia bisa belajar itu, kata Janneke.
Takkie! panggil Jip. Kemarilah.
Takkie datang berlari mendekat.
Katakanlah selamat pagi! perintah Jip.
Woef! Kata Takkie.
Dia tidak pernah mempelajari itu, kata
Janneke. Dia banyak terlalu bodoh.
Comments
Post a Comment