Hutan burung gereja
Hutan burung gereja
Musim panas sudah dekat. Seorang peri musim panas yang seluruh satu
musim panas berada dalam hutan burung gereja, berangkat sebab dia tidak tahan
terhadap angin musim gugur. Di dapannya sehingga gantinya datanglah Ratu musim
gugur. Dia sedikit menyukai dingin. Dia menyukai pula angin badai yang bisa
menderai dalam musim gugur.
Juga dia anggap cantik dedaunan kering dan merah yang jatuh dari pohon-pohon dan sebagai sebuah permadani berwarna yang telah tergeletak di atas rumput.
Juga dia anggap cantik dedaunan kering dan merah yang jatuh dari pohon-pohon dan sebagai sebuah permadani berwarna yang telah tergeletak di atas rumput.
Tetapi pada waktu itu angin musim sedingin es dan memberikan
cabang-cabang direnggut dari pohon-pohon, Ratu musim gugur kabur.
Burung-burung gereja tidak punya Ratu lagi. Dan mereka merasa sangat
tidak nyaman. Udara jadi makin dingin dan makin dingin karena angin berputar ke
timur laut. Udara menjadi abu-abu gelap dan terlihat di atasnya sampai hujan
salju akan turun ke bawah. Dan selalu lagi burung-burung gereja tidak punya
Ratu.
Pada suatu tiba-tiba terdengar sebuah lagu-lagu yang merdu melalui
hutan musim dingin. Burung-burung gereja keluar dari sarang-sarangnya dan
berseru:
“Siapa yang menyanyi begitu merdu? Siapa pemilik suara itu?”
Mereka melihat sekeliling dan pada saat mereka melihat sebuah
kerajaan musim dingin berada pada puncak tetinggi di sebuah pohon. Dia
mengenali sebuahlagu musim dingin yang bagus dan mempesona dalam telinga burung-burung
gereja menceritakan sehingga dia akan tinggal seluruh musim dingin dalam hutan.
“Hura!” sorak burung-burung gereja. “Sekarang kita punya seorang
Raja. Seorang Raja musim dingin yang asli!”
Comments
Post a Comment