Jip tak dapat bergerak
Jip tak dapat bergerak
Jip dan Janneke bermain dalam kebun.
Mereka bermain cari-carian, melilingi pohon apel,
memekik dan berteriak-teriak sangat keras. Jip, itu kau, seru Janneke. Lalu dia
berlari dari situ.
Jip mau mengejarnya, namun tiba-tiba – apa ini? Dia
telah menempel erat di pohon. Dengan baju sulamannya yang ketat.
Dia menarik dan dia menarik lagi dengan sekuat tenaga.
Dia diam tidak bergerak dengan tali benang dari baju sulamannya. Lihat,
benangnya makin panjang. Makin panjang dan makin panjang. Hati-hati!, seru
Janneke. Kau tertarik keluar dari baju sulamanmu. Tetapi
Jip anggap itu
menyenangkan. Dia mengikuti ujung benang. Benangnya terulur makin panjang tiada
henti.
Sekarang dia harus berjalan mengitari pohon. Benang pun ikut
pula di belakangnya.
Hati-hati, kata Janneke. Kau tidak boleh berputar.
Tetapi Jip terus tertawa. Dia hanya berjalan memutar dan memutar bersama benang
yang telah melilit pohon. Sehingga baju sulamannya menjadi makin pendek.
Sekarang Janneke ikut juga tertawa. Sebuah pemandangan yang sangat lucu. Saat
ini Jip hanya memakai ½ baju sulaman. Setelah itu benang tidak terulur lagi.
Dia terkunci diam.
Aku akan melepaskan itu, kata Janneke. Kau harus cepat
menuju ibumu. Dan Janneke menarik potongan benang dan setelah itu Jan terlepas.
Dia hampir tidak berani masuk.
Jip! panggil ibu. Jip, apa yang kalian lakukan di sana?
Baju sulaman Jip telah terbuka semua! Seru Janneke. Jip
sangat takut. Dia bersembunyi di balik pohon. Tetapi ibu cepat bergerak. Dia
marah besar. Kamu sangat nakal, Jip, katanya. Baju sulaman itu hasil sulaman
dari nenek. Itu suatu hasil karya yang sempurna. Tapi sekarang lihat apa
jadinya!
Jip berdiri dengan wajah yang sedih, dengan setengah
baju sulaman.
Aku tidak akan pernah melakukan itu lagi .... dia
menangis.
Jangan, itu masih bisa diperbaiki, kata ibu.
Comments
Post a Comment