Kembang matahari

Kembang matahari

Tiap hari Frans kecil berdiri memandangi kepada jago keemasan sampai berdiri di atas sebuah menara yang tinggi.
“O, o,” katanya.”Sayang sekali kau berada di menara yang sangat tinggi. Aku sangat ingin melihat ayah jago keemasan dari dekat.”
Tetapi ya, Frans kecil tidak tahu bagaimana dia mencapai di atas puncak menara, jadi dia hanya pulang ke rumah. Pada suatu kali dia berdiri lagi di samping menara itu tiba-tiba jatuhlah sebuah bunga matahari kecil ke bawah, sangat dekat di depan kakinya berada.
“Tanami aku,” kata kembang matahari.
Frans yang sangat menyujai bunga-bunga, melakukan dengan segera.
Tak lama kemudian bunga matahari itu tiba-tiba tumbuh.
“Duduklah ke atas batangku,” kata kembang matahari.
Frans melakukan itu karena dia bisa paling baik. Dia duduk sangat nyaman. Itu seperti dia duduk di atas kursi sandaran ayah.
Tja, dan apa yang terjadi selanjutnya?
Tangai bunga matahari tumbuh dan tumbuh. Dia menjadi sangat tinggi seperti menara. Frans naik sampai ke dekat ayam jago keemasan berada. Dia bisa melihat sekarang sangat baik dari dekat.
“Apa kau nilai aku sangat bagus?” tanya ayam jago keemasan itu.
“Kadang-kadang!” seru Frans.
Dia mengelus dengan jari-jarinya di atas bulu-bulu keemasan.
“Permisi!” seru ayam jago keemasan.”Sekarang kau turunlah lagi, kawan.”
Dan begitulah kejadiannya.
Tangkai bunga matahari menjadi makin pendek dan makin pendek. Bahkan sesudah itu Frans berdiri di atas tanah.
Bunga matahari lagi menjadi sebuah bunga matahari yang sangat kecil. Dan tiba-tiba bunga lenyap.
“Sayang sekali,” menurut Frans.

Tetapi dia puas karena sekarang dia sudah melihat ayam jago keemasan itu dari dekat. 

Comments

Popular Posts