Kera yang kuat

 Kera yang kuat

Doko adalah seekor kera besar. Dia kuat dan bertindak terhadap kera-kera lain sebagai Pemimpin. Dasje adalah adiknya. Dia begitu kecil, rapuh dan lemah sehingga Doko yang besar itu tidak mau tahu bahwa Dasje adalah saudara laki-lakinya. Dia menganggap kera kecil itu sangat tidak menyenangkan. Dia hanya ingin dia sendiri yang besar dan kuat. Namun sayang kenyataannya tidaklah begitu. Dia sekarang sama sekali seekor kera yang lemah.

Pada suatu hari datang beberapa orang laki-laki kedalam hutan. Mereka mencari seekor kera besar untuk kebun binatang. Mereka melihat Doko dan berpendapat dia seekor kera yang hebat. Doko yang baru saja tertidur tidak mendengar kedatangan mereka. Tiba-tiba dia sudah diikat dengan tali yang kuat dan dimasukkan kedalam sebuah jaring. Salah seorang dari mereka kembali ke tempat dimana mobil truk mereka diparkir. Mereka pergi menjemputnya untuk dimuat kedalam mobil.
Sementara itu, kera yang kuat itu dikurung dalam jaring dan tidak berdaya sedikitpun. Tali-temalinya sangat kuat sehingga dia tidak dapat meloloskan diri. Dan dengan menggigit secara terus menerus pun juga tidak bisa karena dia sudah diborgol dengan sebuah keranjang mulut. 
Secara kebetulan Dasje melintas tempat itu dan dia melihat bahwa saudara lelakinya yang besar dan kuat itu ditangkap dalam jaring. Betapa terkejutnya kera kecil itu ketika dia melihat Doko duduk di sana begitu sedih. Dasje sangat suka kepada kakaknya itu. Dengan segera dia mulai membantunya. Tidak cukup kekuatan kera kecil itu untuk menarik putus tali-tali jaring. Tapi dia punya gigi yang kuat dan tajam. Di sana dia menggigit jaring menjadi potongan-potongan. Pada waktu sebuah lubang besar berhasil dibuat oleh Dasje, Doko mendorong diri  keluar. Dengan segera Dasje melanjutkan. Dia menggigit tali-tali terus, yang duduk pada kaki belakang Doko. Ketika dia mendengar laki-laki datang dengan mobil, untunglah dia baru berhasil menggigit rusak tali-tali itu. Dengan keranjang mulut yang masih melingkar dan tali-tali pada kaki paling depan, Doko menghilang dengan adik laki-lakinya dalam semak-semak terdekat. Di sana Dasje mulai menggigit lepas keranjang mulut dan sesudah itu tali-tali dari kaki-kaki paling depan. Dia berhasil lebih cepat daripada yang dipikirkannya. Dan ketika Doko sudah bebas dan berayun lagi, yang pertama sekali yang dilakukannya adalah bangga terhadap saudara laki-lakinya yang kecil dan lemah itu, Dasje.
“Kau sama kuat seperti aku,” serunya. “Aku bangga padamu.”

Kini Dasje menilai hal itu sangat baik yang tentunya kau pahami sejak saat itu Doko tidak merasa malu lagi saudaranya kecil dan rapuh.

Comments

Popular Posts