Permaisuri Zilverhaar

Permaisuri Zilverhaar

Hari musim semi yang terang benderang. Matahari awal tahun sudah memberi banyak kehangatan dan mengasyikkan. Oleh karena itu Permaisuri Zilverhaar mau menunggang kudanya. Dia menunggang di aats pegunungan yang hijau. Rambut perak panjangnya berkilau seperti bintang-bintang pohon kesemek dan pipinya kemerahan yang terlihat seperti buah apel merah. Dia berkuda dengan kecepatan tinggi dan tidak memperhatikan bahwa sudah mencapai di kawasan raksasa Grawel. Tiba-tiba dia berada dalam sebuah jaring tembus pandang bersinar hijau dan tak lama kemudian raksasa Grawel sudah menyumpal mulutnya.

“Kau adalah seorang permaisuri yang cantik,” tawanya kasar. “Aku akan membawamu pulang. Rambut perakmu aku jual dan aku akan menelanmu nanti malam.” Permaisuri begitu terkejut. Tetapi ya, apa yang harus dia perbuat? Dia tidak tahu. Dan sampailah dia di rumah raksasa. Di sana raksasa meletakkan permaisuri di atas meja dan berkata:
“Kau tenanglah duduk di sini karena aku masih harus beristirahat sejenak. Bila aku bangun, aku segera akan memasak dan memakanmu.” Raksasa menutup matanya dan segera jatuh tertidur. Permaisuri berjalan ke tepi meja besar dan melihat kebawah.


Oui, betapa tingginya meja ini. Terlihat ada sebuah rumah. Dia tidak dapat melompat ke sana. Apa yang harus dilakukannya sekarang? Dia memandang ke jendela. Jendela itu terbuka. Dia mendengar kudanya meringkik dalam kebun. Tiba-tiba dia mendapat sebuah ide. Dia akan menggelitiki raksasa dalam hidungnya. Sampai begitu lama, sampai raksasa bersiul.
Dari meja dia memanjat ke atas bahu raksasa dan menyusuri jenggotnya menuju kearah hidungnya. Dia sampai ke atas kumis raksasa dan mulai menggelitiki dalam hidung.
“Hatsyiiiii!!!” raksasa bersin.

“Dan dengan sekuat tenaga disertai bakat luar biasa Permaisuri Zilverhaar terbang keluar jendela. Dia mendarat tepat di atas pelana kudanya. Dengan segera dia memecut kudanya lari dengan kecepatan tinggi. Dan sebelum raksasa menyadari apa yang sudah terjadi, permaisuri itu sudah menghilang. Kembali ke istananya, tempat Zilverhaar tinggal. 

Comments

Popular Posts