Pum dan Poem

Pum dan Poem

Bibi Truus sedang berkunjung. Bibi Truus membawa serta 2 anak gadis kecil yang bernama Poem dan Pum. Mereka masih belum sebesar Jip dan Janneke.
Apakah kau mau melihat bonekaku? Tanya Janneke. Dengan susah payah, dia membawa bonekanya yang diberi nama Poppejans. Sementara itu Jip tidak mau kalah pula. Dia bertanya kepada tamunya itu: apakah kalian juga mau melihat anjing kecilku? Namanya Takkie. Jip menuntun Takkie secara perlahan melalui kamar. Tetapi Poem dan Pum tidak begitu memperhatikan.

Mereka tidak berkata apa-apa. Mereka sedikit takut kepada Takkie.
Apakah kalian mau main bersamaku di taman? tanya Janneke. Mereka tidak berkata apa-apa.

Apakah aku akan berdiri di atas kepalaku? tanya Jip. Tapi dia telah berdiri di atas kepalanya, menghadap piano. Pum dan Poem berpendapat itu memang cantik. Namun mereka masih selalu berdiam diri.
Apakah mereka tidak dapat bicara? Tanya Jip kepada bibi Truus.
Tentusaja bisa, kata tante Truus. Tetapi mereka harus membiasakan dulu sedikit.
Seekor beruang! Seru Pum tiba-tiba.
Ya, seekor beruang! kata Poem.
Sekarang mereka mau bicara. Mereka bertemu beruang sangat cantik. Mereka ingin sekali duduk bersama beruang dalam kereta kecil. Jip dan Janneke bersama menarik kereta kecil itu. Yang pertama melewati kamar. Sesudah itu lewat kebun. Kemudian kembali lagi ke dalam kamar. Dia bagus sekali, seru Pum dan Poem.
Kalian lihat, kata bibi Truus. Es mulai mencair.
Es macam apa? tanya Jip. Dia memandang sekitarnya, dimana-mana es.
Kau dapat menyebutnya begitu, kata bibi. Itu berarti karena tidak diperlukan lagi.
Dan setelah itu bibi pergi. Pum dan Poem harus ikut tapi mereka tidak mau. Mereka tetap berada dalam kereta kecil. Mereka bersikeras. Mereka tidak mau pula melepas beruang itu.
Apakah kau tahu sesuatu? tanya Jip. Beruang itu boleh ikut kalian sebentar. Dia juga boleh menginap di rumah kalian. Satu minggu!
Pum dan Poem sangat senang mendengar itu. Sekarang mereka bersedia ikut ibu mereka. Mereka tidak akan memegang beruang lagi, bukan? tanya Jip ketakutan ketika mereka pergi.
Aku tidak tahu, kata Janneke.  Aku akan panggil polisi, ancam Jip marah.
Begitulah anak muda, kata ibu. Sangat tidak ramah gadis kecil seperti itu. Jangan takut. Kami akan minta mereka berkunjung lagi minggu depan.
Lalu kami minta mereka bersama serta beruang itu, ya kan?
Ya, bersama beruang itu.

Dan sesudah itu Jip merasa tenang.      

Comments

Popular Posts