Tahap Pewarnaan dalam Membatik


Custom Search
Dalam tahap ini kain yang sudah dibatik diberi warna. Bagian yang tertutup malam selanjutnya akan tetap berwarna seperti semula (putih) dan yang tidak tertutup malam akan terwarnai. Ada 2 jenis zat warna yang bisa dipilih dalam proses pewarnaan ini, yaitu zat warna alam dan zat warna sintetis. Proses pewarnaan terbagi dalam beberapa tahap dan harus dikerjakan berurutan. 


Perendaman dengan cairan naptol

1. Perendaman dengan cairan naptol.
Sebelum diberi warna kain perlu direndam dulu dengan cairan naptol agar warna bisa menempel dengan sempurna.






2. Pemberian warna.
Kain dimasukkan dalam zat warna (alam/sintetis) sambil dibolak-balik supaya rata, kemudian didiamkan selama 15 menit. Setelah itu kain diangkat, diangin-anginkan dengan cara kain dibentang pada tali/tambang di tempat yang teduh dan dijepit. Pada pewarnaan alami, setelah kain kering pencelupan diulang minimal 3 kali.




Proses penguncian dengan water
glass dan pengeringan

3. Proses penguncian (fiksasi)
Dalam proses ini warna akan dikunci. Ada 3 pilihan bahan untuk proses penguncian ini, yaitu air kapur (warna akan cenderung lebih tua), tawas (warna akan cenderung lebih muda), dan tunjung (warna akan cenderung lebih tua/pekat). Bahan-bahan tersebut memberikan efek warna yang berbeda-beda meskipun zat warna yang digunakan sama. Cara mengunci: kain yang sudah diberi warna direndam dalam cairan dari salah satu bahan tersebut selama 10 menit, kemudian dicuci bersih dan dikeringkan dengan cara diangin-angin.




Nglorod

4. Nglorod

Menghilangkan lilin secara keseluruhan pada akhir proses pembuatan batik disebut mbabar, ngebyok, atau nglorod. Caranya, kain yang sudah dibatik direndam terlebih dahulu kemudian dimasukkan dalam air mendidih yang sudah diberi obat pembantu berupa waterglass atau soda abu. Setelah itu, kain batik dikeringkan dengan cara diangin-angin.


Catatan:
Proses-proses di atas hanya untuk penggunaan 1 warna saja. Kebanyakan kain batik memakai lebih dari 1 warna. Untuk setiap pewarnaan, perlu diulang prosesnya dari mencanting (mulai dari “membatik kerangka”, namun bagian yang ditutup dengan cairan malam berbeda tergantung bagian mana yang diinginkan tidak terkena warna itu) sampai “nglorod”.

Comments

Popular Posts